Penghargaan bagi Pelaku Inovasi Sawit: Teknologi dan SDM Unggul

Liputan Jurnalis Tribun Jabar, Nappisah

bangpalti.com, BANDUNG— Sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit, sedang berupaya mengarah ke pendekatan yang lebih fleksibel dan kreatif.

Tekanan terhadap komoditas ini tidak hanya berasal dari isu global seperti deforestasi dan keberlanjutan, tetapi juga dari kebutuhan internal untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, serta daya saing.

Di tengah tantangan tersebut, sejumlah pelaku industri, akademisi, serta lembaga penelitian muncul dengan inovasi-inovasi yang menjanjikan arah baru bagi masa depan perkebunan Indonesia.

Berbagai inisiatif tersebut terlihat dalam penghargaan Medbun Awards 2025 yang diadakan di Holiday Inn, Kota Bandung pada Rabu (9/7/2025) malam, yang diberikan kepada para pelaku perubahan di berbagai sektor mulai dari teknologi pengolahan, benih unggul, pengendalian hama tanaman, hingga pendidikan vokasi.

Meskipun diadakan dalam bentuk acara tahunan, makna sebenarnya dari perhelatan ini terletak pada bagaimana inovasi-inovasi tersebut membentuk peta baru pengelolaan kelapa sawit di Indonesia.

Salah satu pengembangan signifikan datang dari PT Pascal Biotech Indonesia yang menciptakan pendekatan biologis untuk mengatasi penyakit Ganoderma, yang menjadi ancaman besar bagi para petani kelapa sawit. Dengan memanfaatkan bakteri sebagai agen pengendali, metode ini menawarkan pilihan yang lebih berkelanjutan dibandingkan cara kimia yang biasa digunakan. Pendekatan ini dinilai tidak hanya efektif tetapi juga ramah terhadap lingkungan.

Dalam bidang pengolahan, PT LAT Trisakti dan IAS Global PTE. LTD. mempercepat transformasi digital pabrik kelapa sawit melalui pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) serta sistem ERP yang terhubung secara terintegrasi.

Inovasi ini memungkinkan proses produksi berlangsung secara langsung dan tepat, sekaligus mengurangi kemungkinan kesalahan yang disebabkan oleh manusia.

Penggunaan teknologi semacam ini menjadi sangat penting mengingat tantangan efisiensi di sektor hulu yang selama ini sering terhambat oleh keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia.

Di sisi lain, di hulu industri, peran produsen benih juga tidak kalah penting. PT Socfin Indonesia, contohnya, berhasil menciptakan varietas SM yang menghasilkan bunga jantan berkualitas, penemuan yang secara langsung memengaruhi produktivitas dan mutu buah kelapa sawit.

Peningkatan mutu benih menjadi dasar penting dalam mengatasi stagnasi produktivitas kebun-kebun kelapa sawit milik rakyat yang luas tetapi belum maksimal.

Pendidikan dan pelatihan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari proses perubahan ini. INSTIPER Yogyakarta, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, serta Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY), merupakan contoh institusi yang berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia berkualitas untuk menghadapi tantangan industri yang semakin rumit.

Mereka menyusun kurikulum yang menggabungkan pengalaman lapangan, ilmu pertanian, serta teknologi terkini.

Pembina Media Perkebunan, Mukti Sarjono, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Media Perkebunan yang telah memberikan penghargaan kepada para pelaku di industri perkebunan berprestasi, khususnya di sektor kelapa sawit.

Ia juga berharap kegiatan ini menjadi wadah bagi para pelaku industri dan akademisi di bidang perkebunan untuk terus meningkatkan kepemimpinan, tidak hanya dalam teknologi, tetapi juga dalam hal benih, pengendalian hama hingga pendidikan yang pada akhirnya menghasilkan sumber daya manusia terbaik.

Hadi Dafenta, Koordinator Organisasi, Kepegawaian, Hukum dan Humas, Ditjen Perkebunan juga menyampaikan bahwa transformasi saat ini perlu diperjuangkan mengingat informasi yang semakin cepat.

“Tantangan semakin meningkat dan berat dalam dunia perkebunan, khususnya pada sektor kelapa sawit yang penuh tantangan. Kami berharap Media Perkebunan tetap bertahan dan menjadi mitra dalam menyampaikan informasi perkebunan lainnya yang akurat dan terkini, semoga acara ini dapat terus dilaksanakan,” katanya.

Perwakilan juri Medbun Awards 2025, serta anggota Dewan Pakar Media Perkebunan, Karyudi berharap para pelaku industri perkebunan, mulai dari sektor pendidikan, penelitian dan pengembangan hingga perusahaan industri, dapat menjadi satu kesatuan yang saling terkait.

“Devisa negara terbesar berasal dari komoditas perkebunan, dan kelapa sawit merupakan yang paling luar biasa. Pada tahun 2024, kelapa sawit Indonesia menyumbang sekitar 28 miliar dolar AS, sejak tahun 2006 telah mengungguli kelapa sawit Malaysia menjadi produsen terbesar di dunia. Dan Bapak Ibu sekalian penerima penghargaan dapat disebut sebagai pahlawan devisa negara,” katanya. (*)

Tinggalkan komentar